MEMAKNAI UJIAN NASIONAL YANG SEBENARNYA
Ujian Nasional (UN) alias UNas baru beres dilakukan. UN tingkat SMA dan sederajat telah digelar pada tanggal 13 hingga 15 April 2016, khusus untuk UN berbasis Komputer pada 7-15 April 2016. Seperti tahun – tahun sebelumnya, UN bagi siswa adalah sebuah perhelatan yang bikin deg-degan. Walau kini UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan, tetap aja siswa ngejalaninya dengan penuh perjuangan. Wajar, kalau usai ngikutin UN para siswa ngerasa lega bin gembira.
Banyak cara meluapkan kegembiraan untuk merayakan berakhirnya ujian Nasional(UN) yang dilakukan para siswa. Namun, yang banyak diliputi media banyak yang negative. Perilaku yang tak mencerminkan Karakter yang tidak terdidik. Bukannya menjadi bagian dari solusi, malah terhanyut dalam euporia dan menjadi bagian dari masalah. Berikut diantaranya ;
Bagi penganut utilitarian, kompensasi pahala yang dijanjikan Allah jika taat. Dosa jika bermaksiat, atau itung itungan amal perbuatan di akhirat, sering kedapetan absen dalam kamus hidupnya. Mereka anggap semuanya abstrak alias nggak keliatan, sehingga nggak dirasakan nggak lebih penting dari kehidupan dunia yang nyata. Padahal kehidupan dunia, hanyalah panggung sandiwara yang cuman sementara. Allah SWT berfirman : “ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan ….”(TQS. Al-Hadid[57]:20)
Sahabat pelajar, Ujian Nasional bukan bukan akhir perjalanan dari riwayat pendidikan kita. Masih panjang jalan yang harus kita tempuh untuk menjadi pribadi yang mulia dihadapan manusia dan sang pencipta. Luapan kegembiraan boleh saja diekspresikan. Dengan catatan, tetap dalam koridor islam yang diperbolehkan.
Barhati-hatilah dengan berbagai tawaran ekspresi bebas pasca UNas. Baju seragam dicorat-coret mungkin bisa jadi kenangan, tapi akan jauh lebih bernilai bila disedeqahkan. Pesta pora macam summer dress party hingga seks bebas adalah cermin gaya hidup liberal yang mencoreng kemuliaan kita sebagai manusia. Niatnya melepas kepenatan, justru mengantarkan pada kemaksiatan. Bentengi diri dengan iman agar tak mudah terjebak godaan setan.
Ujian Nasional (UN) alias UNas baru beres dilakukan. UN tingkat SMA dan sederajat telah digelar pada tanggal 13 hingga 15 April 2016, khusus untuk UN berbasis Komputer pada 7-15 April 2016. Seperti tahun – tahun sebelumnya, UN bagi siswa adalah sebuah perhelatan yang bikin deg-degan. Walau kini UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan, tetap aja siswa ngejalaninya dengan penuh perjuangan. Wajar, kalau usai ngikutin UN para siswa ngerasa lega bin gembira.
Banyak cara meluapkan kegembiraan untuk merayakan berakhirnya ujian Nasional(UN) yang dilakukan para siswa. Namun, yang banyak diliputi media banyak yang negative. Perilaku yang tak mencerminkan Karakter yang tidak terdidik. Bukannya menjadi bagian dari solusi, malah terhanyut dalam euporia dan menjadi bagian dari masalah. Berikut diantaranya ;
- Corat-coret
- ? Konvoi Kendaraan
- ? Pesta seks
- ? Splash After Class
- Korban Liberalisme
Bagi penganut utilitarian, kompensasi pahala yang dijanjikan Allah jika taat. Dosa jika bermaksiat, atau itung itungan amal perbuatan di akhirat, sering kedapetan absen dalam kamus hidupnya. Mereka anggap semuanya abstrak alias nggak keliatan, sehingga nggak dirasakan nggak lebih penting dari kehidupan dunia yang nyata. Padahal kehidupan dunia, hanyalah panggung sandiwara yang cuman sementara. Allah SWT berfirman : “ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan ….”(TQS. Al-Hadid[57]:20)
Sahabat pelajar, Ujian Nasional bukan bukan akhir perjalanan dari riwayat pendidikan kita. Masih panjang jalan yang harus kita tempuh untuk menjadi pribadi yang mulia dihadapan manusia dan sang pencipta. Luapan kegembiraan boleh saja diekspresikan. Dengan catatan, tetap dalam koridor islam yang diperbolehkan.
Barhati-hatilah dengan berbagai tawaran ekspresi bebas pasca UNas. Baju seragam dicorat-coret mungkin bisa jadi kenangan, tapi akan jauh lebih bernilai bila disedeqahkan. Pesta pora macam summer dress party hingga seks bebas adalah cermin gaya hidup liberal yang mencoreng kemuliaan kita sebagai manusia. Niatnya melepas kepenatan, justru mengantarkan pada kemaksiatan. Bentengi diri dengan iman agar tak mudah terjebak godaan setan.